Belajar bahasa Korea sudah saya lakukan sejak 2013 lalu, saat masih di bangku kuliah secara otodidak. Namun sayangnya, karena enggak tekun, sampai sekarang saya hanya stuck di bisa baca-tulis aja dan hanya tahu beberapa kosakata sederhana, salam, perkenalan sederhana (dan sepertinya dua topik terakhir nggak begitu nguasain amat -.-‘).

Alasan saya belajar bahasa Korea sebenarnya bukan untuk gaya-gayaan mengikuti K-Pop lovers yang berkeliaran dimana-mana, enggak! Bukan juga memutuskan untuk bekerja atau kuliah di negara Ginseng itu dalam waktu dekat. Hanya saja saya sangat ingin menantang diri untuk bisa fasih karena bahasa ini sudah saya kenal sejak tahun tersebut di atas. Terlebih ketika saya bertemu seorang couple orang Korea yang pernah menjadi murid bahasa Inggris saya di tahun 2014 – dan kami masih berkomunikasi hingga saat ini, semakin menguatkan keinginan saya untuk kursus.

Nah, sejak saat itulah saya rajin berkelana mencari dan meminta bantuan eyang Google, akhirnya saya mencoba untuk daftar di Kaelpro, cuma jarak dari kos itu vroh, jauhnya~ (Canggu – Denpasar Selatan tergolong jauh meskipun masih di Bali aja). Selain itu, biayanya cukup mahal bagi saya (baca: tabungan anak kuliahan), untuk seukuran kelas private. Kelas small group-nya juga harus nyiapin team sendiri, minimal tiga orang.

Meskipun punya banyak waktu luang, saya akhirnya membatalkannya. Pikir saya, toh juga masih sibuk kuliah, bisa dipelajari sendiri…

Tahun 2015 awal, saya research lagi tempat kursus bahasa Korea di Bali yang bisa provide native speaker. Pilihan saya jatuh kepada Itto Nova; ini karena nggak sengaja lewat jalan ByPass Ngurah Rai (beberapa meter setelah KFC Sanur), lalu di papan nama Itto tersebut tertera program belajar berbagai bahasa asing, dan Korea termasuk di dalamnya. Akhirnya mampir buat nanya-nanya. Sayangnya, mereka belum menyediakan Korean course. Program unggulan mereka adalah bahasa Jepang.

“Mungkin sama sekali nggak ada tempat kursus bahasa Korea di Bali, atau promosinya kurang”, pikir saya. Belajar otodidak kembali menjadi metode belajar saya. Semua media seperti buku cetak (Complete Korean lengkap dengan CD terbitan Kesaint Blanc. Waktu itu belinya di Gramedia hampir 200K), e-book (saya pakai My Korean 1 dan My Korean 2 diterbitkan oleh Monash University Australia dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Ini bagus! Ciyus~), video (Talk to Me in Korean dan channel Youtube milik Professor Oh jadi referensi saya), lagu anak-anak (suka banget nyanyi 곰 세마리 / Three little bear, 뽀뽀뽀/Kiss kiss kiss), hingga K-dramas, saya gunakan untuk belajar bahasa Korea dasar hingga frase-frase Korea yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari dan tentunya bukan notabene formal/ honorific language.

Memasuki minggu ketiga bulan Mei, saya akhirnya mampir ke sebuah akademi bahasa di daerah Renon, masih di wilayah Denpasar Selatan. Kata pertama yang menarik mata saya adalah TOPIK. Wah, does it mean this place providing Korean test? (TOPIK berarti Test of Proficiency in Korea – semacam IELTS/ TOEFL untuk bahasa Inggris). Berarti menyediakan kursusnya juga dong?

Seperti halnya pada Itto, saya juga mampir saat itu juga ke tempat yang bernama Global Language Academy tersebut, sekitar pukul 6.30 malam. Ternyata tempat ini buka sampai jam 9 malam. Nggak lama nanya-nanya ke resepsionis yang namanya mbak Aria, ternyata Pak Kang, pemilik GLA Bali, menghampiri saya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tentang program belajar di tempat itu, kenapa saya belajar bahasa Korea (dengan alasan yang sudah disebutkan di atas).

Beralamat di Jalan Tukad Badung No. 99A Denpasar

Tanggal 31 Mei 2016, saya resmi mengikuti kelas small group bahasa Korea di GLA Bali (dua teman sekelas saya lebih muda semua, hauhauhau), dengan jadwal dua kali seminggu, selama tiga bulan. Biayanya 1,9 jutaan (awalnya 2,3 juta kalau nggak salah, soalnya dapat harga promo, hahaha). Oh iya, FYI, GLA menyediakan program kursus bahasa Korea private, serta small group. Saya termasuk ke dalam small group tersebut. Belajarnya sama orang Korea asli, lho! Pengajar saya kemarin seorang wanita namanya Oh Hye Jeong. Mereka juga menyediakan tes proficiency Korea jika kamu ingin belajar dan bekerja langsung disana.

Saya belajar dasar-dasar bahasa Korea, budaya Korea, grammar Korea yang jauh berbeda dengan bahasa Indonesia, kemudian saya juga belajar membuat kalimat sederhana, berinteraksi langsung menggunakan bahasa Korea, dan masih banyak lagi.

Ah, ini dia video salah satu program pengenalan budaya Korea di kelas, yaitu memakai hanbok (baju tradisional Korea).

Ruang kelas tempat saya belajar.
gla-bali-kursus-bahasa-korea
Baru masuk, adem.. ruangannya full AC sehingga kenyamanan terjamin saat belajar.

Semoga tulisan ini bisa membantu teman-teman yang memerlukan referensi belajar bahasa Korea di Bali. Doakan saja bahasa Korea saya membaik, nggak cuma bisa bilang: annyeong haseyo. Hahaha.

즐거운 시간 되세요! ^^ ~
Have a good time!

Update:

Hari kedua belajar di GLA (2.06.2016), saya diberi souvenir dari GLA. Katanya ini souvenir yang dikasih ke setiap pendaftar bahasa Korea di GLA Bali.

Tony Moly Lip Tint & Mask! Yay :⊃

Update 19.01.2017

Kalau ada banyak sekali permintaan tentang price list, jadi saya sisipkan link untuk bisa kamu cek langsung di website mereka. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang belajar bahasa Korea di Bali bisa menghubungi kontak yang ada di website tersebut ya.

Update (rangkuman)
Berikut kegiatan yang saya lakukan selama kursus di GLA Bali:

hanbok-lipat-kursus-bahasa-korea
Bikin hanbok lucu begini 🙂
kursus-bahasa-korea-bali-1
Kelas masak Kimbab yang shedaapp

Hwaiting!

Thank you for reading, fellas!
Lots of love,