Satu hari segera berlalu di bulan April. Sepuluh hari sudah dilewati, tapi ada pertanyaan sama yang terus menggelitik setiap harinya,”Hal baik apa yang sudah dipelajari?”

Tidak ada hal spesial dalam tulisan ini. Saya menulis ini karena kata-kata tersirat yang tidak bisa diucapkan selama saya puasa ngomong (baca: tidak ada teman bicara) harus perlu dibuat terketik (karena menulis sudah terlalu malas).

Kecepatan mengetik saya dalam mode full speed, dengan pertanyaan yang masih sama. Hmm.. well, saya memang sudah melewati banyak hal, banyak cerita, banyak kisah, dan saya rasa orang lain pun mengalami hal yang sama. Semua orang pasti punya cerita dan porsi pembelajaran masing-masing, yang dinamakan masa lalu. Tentang dengan siapa saya telah bertemu sebelumnya, bagaimana saya belajar merangkai hidup saya sehingga cerita saya masih kalah tebel sama Wikipedia, hingga apa hal-hal menarik yang sudah saya jalani.

Termasuk hubungan berpacaran.

Pernah nggak sih kamu berpikir tentang kenapa harus punya pacar, kenapa salah satu alasan berpacaran yang pernah disebutkan adalah untuk belajar mengerti orang lain (mungkin kalau ini alasan utama sepertinya anggota DPR perlu pacaran sama gedungnya, biar mereka MENGERTI keluh kesah gedungnya ditimpukin batu atau diteriakin kata-kata kasar sama warga setiap kali demo). Kenapa juga kamu mesti punya pacar kalau alasannya biar bisa punya temen berbagi padahal kalau mau berbagi pun bisa ke panti asuhan di dekat rumah. Bagi ilmu ke temen tentang cara bikin kue dorayaki juga nggak masalah kan? *abaikan.

Source: Tumblr
“Some things don’t last forever, but some things do. Like good songs, for example :)”

Putus-single-mencari-pacaran-putus jadi siklus yang ewww banget bagi hampir semua orang. Siapa sih yang mau ngalamin siklus begitu? I don’t think everyone wants it. Semua orang ingin yang happily ever after, tahan lama dan punya rasa bangga ketika ada temen kaget sewaktu tahu kamu masih betah aja sama pacar bertahun-tahunmu itu. Kadang-kadang dibumbui nada iri, nyinyir dan heran bercampur jadi satu,”Duh, langgeng banget lo pacarannya nggak nikah-nikah, itu pacaran apa kredit rumah?”

Hingga sampailah pada situasi dimana tidak ada yang bisa dilakukan ketika tiba-tiba bertemu masalah yang nggak bisa diselesaikan dan satu-satunya solusi adalah berpisah.

Satu-satunya hal yang bisa dipelajari ketika berpisah adalah berusaha tidak mempermasalahkan siapa yang salah, juga tidak membahas berulang-ulang masalah apa yang dihadapi. Komitmen itu dibuat berdua kan, meskipun pada akhirnya jika ada masalah akan diputuskan dan diterima secara sepihak. Memulai hubungan memang memberi ilmu mengenal kepribadian, kalau toh akhirnya selesai, itu pun membuat kita mengerti seni menerima keputusan. Semua hanya tentang apa yang sudah dipelajari dalam hubungan, memperbaikinya, untuk kemudian bisa digunakan dalam memilih pasangan yang tepat, karakter yang sesuai dan menyimpan solusi dari sekian masalah yang pernah dihadapi.

Source: Tumblr. “I’m not alone. I’m just walking independently.”

Masalah akan membuat orang belajar menjadi lebih dewasa, jika ia berguru kepada masalah yang ada 🙂

Baca juga: Tentang Apa yang Harus Dipelajari: Menunggu

Happy Weekend!