Menyentuh akhir tahun 2020, angka kasus terkonfirmasi positif virus corona belum ada tanda-tanda penurunan signifikan. Indonesia kini menyentuh angka 592.900 per tanggal 9 Desember 2020. Bahkan di Bali sendiri, terjadi lonjakan 53 kasus positif dalam sehari. Aduh! 😓

Punya anak kecil di rumah dalam situasi begini tentu membutuhkan perhatian ekstra, termasuk penanganan anggota keluarga lain saat sakit agar tidak menular ke yang lain. Kami sekeluarga baru saja sembuh dari batuk pilek biasa. Sakitnya yang bersamaan itu membuat saya khawatir kalau ada bumbu corona di dalamnya. Gosh! Setelah dua hari, syukurlah imun tubuh sudah pulih kembali. Menerapkan kebiasaan sehat secara rutin di masa pandemi begini, memang bukan jaminan seseorang tidak dapat terserang penyakit. Meski demikian, tetap siaga dan jangan panik. Badan boleh sakit, kesehatan mental tetap harus dijaga ya, buibu.

Kebiasaan baru di masa normal baru selalu kami terapkan dengan baik. Kesulitan di awal adalah mengenalkan dan mengajarkan kebiasaan ini kepada si kecil yang belum genap dua tahun. Berikut adalah kebiasaan-kebiasaan yang semakin disiplin dilakukan sejak pandemi melanda.

Cuci tangan pakai sabun

Sejak umur satu tahun, si Bapak sudah mulai mengajarkan Wigar untuk mencuci tangan jika tangannya kotor dengan memakai sabun. Awalnya memang tidak properly-washed seperti yang seharusnya— 20 detik dengan tujuh gerakan lengkap menurut WHO. Anaknya nggak sabaran, sih… keburu ciprat-ciprat.

Lama-lama, kebiasaan ini berjalan juga, kok. 😉

Pakai masker saat pergi kemanapun

Mau ke tempat sepi, ke tempat yang ada beberapa orang, ikut bapak-emaknya lari pagi, pakai masker wajib hukumnya. Pilihlah masker yang pas dan nyaman di anak, bukan hanya karena ke-unyu-an motifnya aja. 

pakai-masker
Selalu pakai masker ya, kakak-kakak!

Jaga jarak di tempat umum

Punya toddler, mah, seringnya rewel banget minta main keluar rumah. Kalau sudah memperlihatkan gelagat sangat bosan, setiap weekend kami mengajak Wigar untuk pergi mengunjungi pantai di wilayah Sanur. Untuk menyiasati agar tidak berkunjung di jam-jam ramai, kami pergi lebih pagi dan memilih berenang di lokasi yang jauh dari dagang Lumpia, jagung bakar atau jajan Bali. 🤣

Pokoknya, tetap utamakan jaga jarak. Sisanya nggak pernah pergi kemana-mana kecuali emaknya yang mesti belanja ke pasar atau belanja bulanan berbekal hand sanitizer.

Pakai hand sanitizer

Harus dan selalu ada dalam tas. Dikit-dikit, semprot. Habis berbagi mainan sama temen, tangan Wigar langsung disemprot. Habis acak-acak dompet Emak terus pegang uang, semprot. Lama-lama Wigar ketagihan main semprot hand sanitizer karena bunyinya yang pssst itu. Ehehe.

Konsumsi makanan bergizi

Ini sih bukan kebiasaan baru lagi ya, hukumnya udah wajib bagi setiap orang. Oleh karena saya sekarang full time di rumah, ada ekstra waktu luang untuk bikin cemilan sehat berupa olahan buah serta jajanan bikinan sendiri. Kami sekeluarga nggak pakai asupan tambahan berupa vitamin, cukup dari makanan utama saja. Si Bapak yang gak doyan buah lebih banyak makan sayur, sementara saya yang ga begitu suka sayur seringnya minum jus buah. 

Bagi orang tua seperti saya, perkara anak sakit tergolong hal krusial, bak deadline tugas yang kudu cepat-cepat diselesaikan. Kalau sudah begini, rasanya ingin sekali situasi bisa kembali normal lagi. Tetapi nampaknya perkara virus corona belum menemui titik terang, kecuali ada review positif dari pengguna vaksin COVID 19 yang diperkirakan mulai disebarkan awal tahun mendatang.

Vaksin adalah zat berupa antigen (berupa virus, bakteri atau bahan kimia tertentu) serupa antigen penyakit aslinya namun telah dilemahkan atau non-aktif. Tujuan diberikannya vaksin yaitu meningkatkan kinerja sistem pertahanan atau antibodi yang dibentuk tubuh untuk menghancurkan antigen yang masuk sehingga pertumbuhannya bisa dihentikan. Namanya juga telah dilemahkan, antigen dari vaksin ini tidak membahayakan tubuh, kok. Meski begitu, antibodi tubuh tetap mengenali materi genetik dari antigen tersebut dan tetap menjalankan tugasnya untuk melindungi tubuh. 

Apakah vaksin dapat menjadi jawaban akhir pandemi COVID-19? 

Selama vaksin COVID 19 yang benar-benar efektif dan aman untuk digunakan belum sepenuhnya diproduksi massal untuk masyarakat, akhir pandemi pasti belum ketemu. Ada banyak nih, vaksin COVID 19 yang kabarnya akan digunakan Indonesia namun masih dalam atau telah selesai uji klinis tahap ketiga, misalnya vaksin Sinochem, Pfizer, AstraZeneca, hingga vaksin buatan dalam negeri yang diberi nama vaksin Merah Putih, produksi Bio Farma. Kabar terbaru menyebutkan bahwa —and this is considered as a good news, 1,2 juta dosis vaksin Sinovac telah tiba di Indonesia dan akan diperuntukkan bagi tenaga kesehatan setelah mendapatkan lisensi kelayakan. 

Kalau memang vaksin corona sudah dijual bebas dan dinyatakan aman oleh BPOM, kami juga tentu akan mencari vaksin demi proteksi diri dari virus corona. Layanan vaksin, PCR dan Swab Test bisa ditemukan di HaloDoc. Cukup install aplikasinya, lalu sesuaikan dengan lokasi tempat tinggal, kemudian buat janji. Praktis, tanpa perlu repot keluar rumah cuma untuk bikin janji aja. 😊

halodoc-vaksin-covid-19

Kita semua tentu berharap akan ada perubahan ke arah yang lebih baik setelah vaksin disebarluaskan. Hingga saatnya saya, atau salah satu dari kalian menggunakan vaksin untuk mencegah virus corona masuk ke dalam tubuh, jangan pernah sekalipun abai terhadap protokol kesehatan.

Pandemi belum berakhir, teman-teman. Hang in there!

With love,